31 October 2017

Menyusuri Keindahan Gunung Kunir



Gunung merupakan sebuah kenampakan alam yang tinggi menjulang dan  umumnya berbentuk kerucut. Biasanya di puncak gunung terdapat kawah yang menjadi tanda adanya aktivitas vulkanisme dari gunung tersebut. Beberapa contoh gunung yang namanya sudah tersohor di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah diantaranya adalah Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, dan lain sebagainya. Para pendaki dan pecinta alam selalu memiliki keinginan untuk menaklukan keangkuhan tingginya gunung-gunung tersebut.

Terkadang, ada beberapa orang yang sebenarnya sangat ingin mengukir cerita pencapaiannya menuju puncak sebuah gunung, namun sayangnya tidak semua orang memiliki keberanian dan fisik yang kuat untuk melakukan itu. Cerita mengenai medan yang terjal, suhu yang tak bersahabat, cuaca yang tak menentu, suasana alam lepas yang mencekam dan sejenisnya membuat keraguan-keraguan yang memunculkan asumsi bahwa pendakian adalah sebuah kegiatan yang hanya membuang waktu saja. Padahal, banyak sekali pengalaman dan ilmu yang bisa kita dapat dari kegiatan alam semacam ini.



Jika hanya untuk rehat sejenak dari aktifitas sehari-hari yang mungkin menjenuhkan, bercengkerama dengan alam menjadi salah satu alternatif yang tepat untuk dilakukan. Tak perlu mencari gunung dengan ketinggian beribu-ribu meter hanya untuk mencari pemandangan indah dari ketinggian, di kota kecil sekelas Purworejo pun ada tempat-tempat yang mampu memanjakan mata dengan keindahannya.

Gunung Kunir adalah salah satu gunung yang terletak di Kabupaten Purworejo, tepatnya di Desa Benowo Kec. Bener. Menurut bentuk dan ketinggiannya, gunung ini lebih tepat disebut bukit. Gunung Kunir hanya sebuah toponimi atau sebutan yang diberikan oleh warga sekitar karena tempatnya yang memang lebih tinggi dari tempat disekitarnya.

Pagi itu, saya dan teman-teman berencana untuk menghabiskan hari libur bersama. Salah satu teman kami, merekomendasikan Gunung Kunir sebagai tujuannya. Dia yang kami percaya untuk menjadi penunjuk jalan karena ini akan menjadi kali ketiga baginya berkunjung ke gunung tanpa kawah tersebut.



Perjalanan kami mulai dari pusat kota dan diperkirakan akan memakan waktu sekitar 1 jam menggunakan sepeda motor. Tidak adanya penunjuk jalan dan track yang pasti untuk menuju kesana, membuat kami sempat kebingungan. Beberapa kali tersesat dan beberapa kali bertanya kepada warga sekitar menjadi warna tersendiri bagi perjalanan ini. Pencarian melalui google map pun tak membuahkan hasil. Akhirnya, setelah mengingat-ingat jalan dan bertanya beberapa kali, kami menemukan titik terang untuk menuju Gunung Kunir.

Memasuki Kec. Bener, kami masih menjumpai permukiman warga  dengan segala hiruk pikuknya. Ketika jalan yang dilalui sudah semakin menanjak, permukiman warga sudah tak sepadat sebelumnya. Semakin ke atas, permukiman semakin berkurang dan yang kita jumpai hanya ladang, semak, jurang, dan tebing. Beberapa kali sebagian dari kami harus mengalah untuk turun dari motor dan berjalan kaki karena motor tidak mampu menahan beban 2 orang ketika menemui tanjakan curam. Berbekal 1 botol air minum, kami bisa menikmati sunyinya suasana alam yang ada di samping kanan dan kiri ketika kami berjalan. Jajaran pohon pinus yang menjulang, sempat membuat kami terpukau dan sejenak melupakan lelah ini.

Sesampainya di tempat parkir lereng Gunung Kunir, kami beristirahat sejenak kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Untuk menuju ke puncak, terdapat 1 jalur pendakian yang hanya bisa dilalui perorangan. Kami harus menepi, ketika berpapasan dengan rombongan yang lain. Dari tempat parkir menuju puncak hanya membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit saja. Kemiringan lereng yang terjal dan jalanan yang berdebu menjadi hal yang perlu diwaspadai karena dapat membuat pijakan kaki kita terpeleset. 



Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan berjalan hati-hati dan berpegangan vegetasi yang ada di sekitar kita. Perjuangan yang sedemikian rupa, terbayar ketika kita telah sampai di puncak gunung. Pemandangan hijau yang indah dari ketinggian menjadi panorama elok yang memukau pandangan mata. Duduk menikmati pemandangan, bergurau dengan teman dan mengabadikan setiap momen menjadi kegiatan yang dapat dilakukan di atas puncak. Dengan demikian, pikiran akan kembali fresh dan kejenuhan yang dirasakan pun akan hilang.

Jika dikelola dengan baik, tentunya tempat seperti ini dapat menjadi potensi wisata yang menjanjikan. Karena seperti yang kita ketahui bersama, saat ini orang-orang sudah mulai menerapkan pola hidup yang back to nature. Mereka akan mencari tempat yang menyuguhkan  panorama alam untuk menyegarkan mata dan juga pikiran. Sayangnya, pemerintah setempat mungkin belum memaksimalkan dan memberi perhatian khusus bagi Gunung Kunir sehingga tempat semacam ini belum ter-explore dengan baik. Belum adanya sarana dan prasarana yang baik seperti tempat parkir yang memadai, belum adanya penunjuk jalan yang pasti dan rusaknya jalan untuk mengakses tempat ini, menjadi bukti bahwa Gunung Kunir masih menjadi potensi wisata yang tersembunyi.
Previous Post
Next Post

post written by:

0 komentar: