Gunung merupakan sebuah kenampakan alam yang tinggi menjulang dan
umumnya berbentuk kerucut. Biasanya di puncak gunung terdapat kawah yang
menjadi tanda adanya aktivitas vulkanisme dari gunung tersebut.
Beberapa contoh gunung yang namanya sudah tersohor di Pulau Jawa
khususnya Jawa Tengah diantaranya adalah Merapi, Merbabu, Sindoro,
Sumbing, dan lain sebagainya. Para pendaki dan pecinta alam selalu
memiliki keinginan untuk menaklukan keangkuhan tingginya gunung-gunung
tersebut.
Terkadang, ada beberapa orang yang sebenarnya sangat ingin mengukir cerita pencapaiannya menuju puncak sebuah gunung, namun sayangnya tidak semua orang memiliki keberanian dan fisik yang kuat untuk melakukan itu. Cerita mengenai medan yang terjal, suhu yang tak bersahabat, cuaca yang tak menentu, suasana alam lepas yang mencekam dan sejenisnya membuat keraguan-keraguan yang memunculkan asumsi bahwa pendakian adalah sebuah kegiatan yang hanya membuang waktu saja. Padahal, banyak sekali pengalaman dan ilmu yang bisa kita dapat dari kegiatan alam semacam ini.
Jika hanya untuk rehat sejenak dari aktifitas sehari-hari yang
mungkin menjenuhkan, bercengkerama dengan alam menjadi salah satu
alternatif yang tepat untuk dilakukan. Tak perlu mencari gunung dengan
ketinggian beribu-ribu meter hanya untuk mencari pemandangan indah dari
ketinggian, di kota kecil sekelas Purworejo pun ada tempat-tempat yang
mampu memanjakan mata dengan keindahannya.
Gunung Kunir adalah salah satu gunung yang terletak di Kabupaten
Purworejo, tepatnya di Desa Benowo Kec. Bener. Menurut bentuk dan
ketinggiannya, gunung ini lebih tepat disebut bukit. Gunung Kunir hanya
sebuah toponimi atau sebutan yang diberikan oleh warga sekitar karena
tempatnya yang memang lebih tinggi dari tempat disekitarnya.
Pagi itu, saya dan teman-teman berencana untuk menghabiskan hari
libur bersama. Salah satu teman kami, merekomendasikan Gunung Kunir
sebagai tujuannya. Dia yang kami percaya untuk menjadi penunjuk jalan
karena ini akan menjadi kali ketiga baginya berkunjung ke gunung tanpa
kawah tersebut.
Perjalanan kami mulai dari pusat kota dan diperkirakan akan memakan
waktu sekitar 1 jam menggunakan sepeda motor. Tidak adanya penunjuk
jalan dan track yang pasti untuk menuju kesana, membuat kami sempat
kebingungan. Beberapa kali tersesat dan beberapa kali bertanya kepada
warga sekitar menjadi warna tersendiri bagi perjalanan ini. Pencarian
melalui google map pun tak membuahkan hasil. Akhirnya, setelah
mengingat-ingat jalan dan bertanya beberapa kali, kami menemukan titik
terang untuk menuju Gunung Kunir.
Memasuki Kec. Bener, kami masih menjumpai permukiman warga dengan
segala hiruk pikuknya. Ketika jalan yang dilalui sudah semakin menanjak,
permukiman warga sudah tak sepadat sebelumnya. Semakin ke atas,
permukiman semakin berkurang dan yang kita jumpai hanya ladang, semak,
jurang, dan tebing. Beberapa kali sebagian dari kami harus mengalah
untuk turun dari motor dan berjalan kaki karena motor tidak mampu
menahan beban 2 orang ketika menemui tanjakan curam. Berbekal 1 botol
air minum, kami bisa menikmati sunyinya suasana alam yang ada di samping
kanan dan kiri ketika kami berjalan. Jajaran pohon pinus yang
menjulang, sempat membuat kami terpukau dan sejenak melupakan lelah ini.
Sesampainya di tempat parkir lereng Gunung Kunir, kami beristirahat
sejenak kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Untuk
menuju ke puncak, terdapat 1 jalur pendakian yang hanya bisa dilalui
perorangan. Kami harus menepi, ketika berpapasan dengan rombongan yang
lain. Dari tempat parkir menuju puncak hanya membutuhkan waktu sekitar
15-20 menit saja. Kemiringan lereng yang terjal dan jalanan yang berdebu
menjadi hal yang perlu diwaspadai karena dapat membuat pijakan kaki
kita terpeleset.
Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan berjalan
hati-hati dan berpegangan vegetasi yang ada di sekitar kita. Perjuangan
yang sedemikian rupa, terbayar ketika kita telah sampai di puncak
gunung. Pemandangan hijau yang indah dari ketinggian menjadi panorama
elok yang memukau pandangan mata. Duduk menikmati pemandangan, bergurau
dengan teman dan mengabadikan setiap momen menjadi kegiatan yang dapat
dilakukan di atas puncak. Dengan demikian, pikiran akan kembali fresh
dan kejenuhan yang dirasakan pun akan hilang.
Jika dikelola dengan baik, tentunya tempat seperti ini dapat menjadi
potensi wisata yang menjanjikan. Karena seperti yang kita ketahui
bersama, saat ini orang-orang sudah mulai menerapkan pola hidup yang
back to nature. Mereka akan mencari tempat yang menyuguhkan panorama
alam untuk menyegarkan mata dan juga pikiran. Sayangnya, pemerintah
setempat mungkin belum memaksimalkan dan memberi perhatian khusus bagi
Gunung Kunir sehingga tempat semacam ini belum ter-explore dengan baik.
Belum adanya sarana dan prasarana yang baik seperti tempat parkir yang
memadai, belum adanya penunjuk jalan yang pasti dan rusaknya jalan untuk
mengakses tempat ini, menjadi bukti bahwa Gunung Kunir masih menjadi
potensi wisata yang tersembunyi.
0 komentar: