Kali ini Qosim Jamaluddin akan mengajak kamu ke Kebumen, sebuah kabupaten di pesisir selatan Jawa Tengah yang memiliki destinasi wisata yang cukup beragam. Dari objek wisata pantai, objek wisata pegunungan, objek wisata sejarah, objek wisata edukasi, objek wisata goa, dan lain sebagainya. Berbicara masalah goa, Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS) di Kebumen memiliki puluhan goa yang sangat menarik untuk dikunjungi. Salah satu goa yang paling diminati oleh masyarakat adalah Goa Barat.
Goa Barat terletak di Dusun Palamarta, Desa Jati Jajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen dan berjarak hanya 2km ke arah timur dari Goa Jati Jajar. Akses menuju lokasi sangat mudah karena jalan menuju lokasi sudah halus dan nyaman untuk dilalui kendaran roda dua. Menuju lokasi, saya tidak takut tersesat karena selain banyak plang penunjuk jalan, warga sekitar juga sangat ramah sehingga jika berwisata ke Goa Barat jangan sungkan untuk bertanya.
Nama Goa Barat diambil dari peristiwa alam yang terjadi di Goa ini yaitu tiupan angin yang cukup kencang dari dalam goa ke arah mulut goa. Angin kencang dalam bahasa Jawa dinamakan dengan Barat. Pada musim-musim tertentu, angin yang bertiup ini akan lebih kencang hingga menimbulkan suara-suara berisik dan mengerakan pepohonan di depan mulut goa.
Tiba di lokasi, terlihat fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pengelola objek wisata ini seperti tempat parkir, kamar mandi dan Base Camp. Goa Barat dibuka untuk umum sejak tahun 2012. Seiring berjalannya waktu, pengelola terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang hendak melakukan wisata susur goa. Hal ini terlihat dari semakin lengkap dan bertambahnya APD (Alat Perlindungan Diri) yang digunakan bagi peminat susur goa. Bagi teman-teman yang ingin susur goa ini, cukup membayar Rp40.000 dan kalian akan mendapatkan fasilitas helm pelindung, sepatu, pelampung, dan guide, cukup terjangku bukan? Namun saya sarankan sebaiknya membawa senter sendiri dan alas kaki sendiri yang akan digunakan supaya lebih nyaman.
Setelah alat perlindungan diri dan bekal sudah siap, doa saya panjatkan kepada Tuhan yang telah memberi kesempatan untuk menikmati karya agung_Nya agar dimudahkan dalam melaksanakan kegiatan susur goa ini. Memasuki goa kita akan disambut aliran air bawah tanah yang cukup jernih yang membuat saya tidak sabar untuk segera memburu kejutan-kejutan dari dalam goa. Suara air terjun terus menemani sepanjang perjalanan saya menuju air terjun setinggi 35 meter yang mendapat julukan Supermen’s Big Sister dari Tim ekspedisi gabungan Indonesa – Perancis.
Goa barat ini juga mendapat julukan “Goa 100 Air Terjun” karena memliki air terjun yang sangat banyak dari ketinggian satu meter sampai puluhan meter. Selain air terjun setinggi 35 meter yang dinamai Supermen’s Big Sister, tim ekspedisi gabungan Indonesia- Prancis juga memberi nama beberapa air terjun diantaranya Jump Ulysess (8 meter), Takatsavone (8 meter) dan Sister Morphine (5 meter).
Sepanjang perjalanan, ornament stalagtit dan stalagmite membuat mata takjub menikmati keindahannya. Ratusan stalagtit dan stalagmite yang ada di Goa Barat ini beberapa diantaranya seolah tumbuh membentuk rancang yang seolah-olah dibentuk sedemikian rupa seperti membentuk sebuah makam, korden, nenek tua yang merunduk, jenggot, dan kepala buaya. Terbentuknya desain yang berwujud seperti itu tentu dibutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun lamanya.
Aliran air yang dilalui sepanjang perjalanan juga cukup menantang, selain permukaan dasarnya yang tidak rata penuh bebatuan yang besar dan cukup tajam, kedalaman air di aliran goa ini juga cukup variatif dari selutut hingga dua meteran. Jika sedang musim kemarau panjang, intensitas air yang mengalir tidak terlalu besar dan tidak dalam, namun jika sedang musim penghujan, intensitas air akan meningkat dan kedalamannya juga akan bertambah.
Di tengah perjalanan menuju Supermen’s Big Sister, akan dijumpai lokasi yang diberi nama Sawahan. Lokasi ini diberi nama sawahan karena strukturnya mirip dengan sawah lengkap dengan petak dan tanahnya. Menuju lokasi sawahan ini kita harus berusaha menaiki tebing aliran sungai setinggi kira-kira 6 meteran, namun sekarang sudah dipasang alat bantu berupa tangga dan tali sehingga lebih memudahkan saya dalam menaiki tebing ini. Bukan hanya dilokasi ini, dibeberapa titik juga sudah dipasang alat bantu yang memudahkan perjalanan menuju lokasi akhir.
Dibeberpa titik kita juga harus melewati aliran air yang tidak terlalu dalam namun dinding atas goa cukup rendah sehingga harus jongkok dan hanya bagian dada ke atas yang ada di permukaan air saat melewati titik ini. Sebelum sampai di air terjun setinggi 35 meter, ada titik terakhir yang medannya cukup sulit untuk dilalui, selain ruang geraknya sempit, di bawah juga terpapar batu-batuan yang besar dan tajam sehingga kita harus ekstra hati-hati melewati titik ini.
Setelah melakukan perjalanan sekitar 3 jam, akhirnya saya dan teman-teman berhasil sampai di air terjun Supermen’s Big Sister. Sungguh Maha Besar Tuhan yang telah menciptkan air terjun ini di dalam perut bumi. Angin yang bertiup akibat terjunan air ini membuat tubuh terasa dingin namun dalam hati sangat bahagia karena telah diberi kesempatan oleh Tuhan menjamah Maha Karya Tuhan ini.
Setengah jam menikmati Supermen’s Big Sister, saya dan teman- teman kembali menuju mulut goa. Di dalam perjalanan pulang tidak hentinya kami mengucap syukur dan takjub atas keindahan panorama goa ini. Enam jam di dalam perut bumi cukup menguras tenaga, namun keindahan panorama Goa Barat telah membayar lunas kelelahan itu.
0 komentar: